"Rumah Sehat, Penghuni Sehat" |
Rumah Sehat, Penghuni Sehat - Rumah adalah tempat utama kita beraktivitas. Kesehatan layak jadi syarat utama sebelum kita mempertimbangkan berbagai faktor lainnya.
Setiap orang tentu etiap orang tentu punya pilihan sendiri terhadap batasan rumah sehat. Anissa, misalnya. Bagi ibu dua anak yang bekeda di Jakarta Pusat ini, rumah sehat adalah rumah yang berada di lingkungan asri, banyak pohon, dan dekat dengan sungai. Itu sebabnya setelah menikah ia. pindah rumah dari Jakarta yang padat ke daerah Sawangan, Depok.
"Rumah saya benar-benar di dekat sungai. View-nya indah karena asri dan banyak pohon, sesekali ada kabut. Bahkan masih sering ada binatang buas seperti ular dan biawak," katanya. Di dekat .Jakarta, lingkungan seperti ini jelas tak mudah didapat..Jarak tempuh dari rumah ke kantornya di Jakarta Pusat yang cukup jauh tidak menjadi persoalan. Yang penting setiap hari ia bisa pulang ke tempat yang membuatnya rileks dan nyaman. "di rumah, selain ada anak-anak dan suami, juga ada suara aliran sungai yang membuat rileks," katanya.
Saat akhir pekan tanpa jadwal khusus, keluarga kecil ini bisa seharian berada di rumah. Bennain, menguras kolam ikan bersama, atau sekadar jalan-jalan di sekitar rumah sambil menikmati pemandangan, Rumah Sehat, Penghuni Sehat.
Pomah di rumah
Ahli tata rumah Nusya Kuswantin mengatakan, rumah sehat harus membuat penghuninya sehat fisik maupun mental. Banyak orang lebih memperhatikan sisi sehat fisik tapi melupakan sehat mentat Rumah tinggal memiliki makna psikologis yang mendukung betah tidaknya penghuninya.
Agar penghuni merasa pomah (betah), rumah harus ruang untuk bersantai, membaca, minum teh, beristirahat, serta tempat berkumpul dan bercanda dengan anggota keluarga. Bagi dia sendiri, rumah yang sehat secara psikologis adalah yang lokasinya tidak terlalu dekat dengan jalan umum dengan kendaraan berseliweran. "Karena saya suka tempat yang sunyi," kata Nusya yang rutin bermeditasi. lli rumahnya, ia punya kamar khusus yang lega untuk bermeditasi.
Rumah sehat tak melulu soal ventilasi, oksigen, dan sinar matahari. Lingkungan sosial juga harus diperhatikan. Walaupun arsitektur rumah sudah memperhatikan semua faktor kesehatan fisik, rumah itu belum bisa disebut sehat kalau kehidupan sosial dengan tetangga membuat penghuni rumah merasa tidak nyaman. "Rumah adalah tempat untuk pulang, melepaskan pcnat, dan membuat poinah penghuninya," kata Nusya.
Ciri Fisik Rumah Sehat
Menurut Nusya Kuswantin, rumah sehat secara fisik memiliki ciri-ciri sbb:
- Punya sirkulasi udara yang baik melalui jendela, pintu, kisi-kisi, dan ventilasi.
- Sinar matahari bisa menerobos masuk ke dalam rumah, terutama ke dalam kamar tidur.
- Lantai dan dinding rumah tidak lembap.
- Memiliki sistem sanitasi yang baik.
- Rasio luas ruang/bangunan dibanding penghuni minimal sembilan meter persegi per orang.
- Memilki ruang terbuka hijau, berupa beranda atau halaman dengan tanaman yang berfungsi sebagai penghasil oksigen dan penyaring debu.
- Hemat energi, tidak mengguna-kan AC dan kipas angin untuk menyejukkan udara.
- Menggunakan furnitur dari bahan yang tidak menyerap debu. Kamar tidur dan rak buku ada[ah ruangan yang paling berdebu.
- Untuk rumah kecil, semua perabot harus praktis, ramping, minimalis, dan benar-benar fungsional, Rumah Sehat, Penghuni Sehat.
0 comments:
Post a Comment