Saturday, July 21, 2012

Inilah Penyebab Piala Dunia 2014 Sepi Penonton

"Inilah Penyebab Piala Dunia 2014 Sepi Penonton"
Inilah Penyebab Piala Dunia 2014 Sepi Penonton - Lebih dari setengah triliyun rupiah sudah dikucurkan oleh PT Visi Media Asia Tbk (Grup Viva) untuk membeli hak sial sepakbola Piala Dunia 2014 Brazil. Setelah menyisihkan pesaingnya sesama TV lokal indonesia, ANTV dan TV One bersiap menayangkan siaran langsung setelah menebusnya dengan uang sebesar Rp. 553 milyar. 

Upaya ini tidak main-main, demi memburu laba berlipat di tahun 2014 mendatang, PT Visi Media Asia Tbk tak melakukan pembagian deviden pada tahun 2011 yang lalu. Keputusan ini dilakukan demi menutupi pembayaran hak siar tersebut dan sebagai modal kerja. Selain melakukan penundaan pembagian deviden, perusahaan ini juga menjaminkan hampir seluruh asetnya untuk menambah biaya operasional, karena seluruh alokasi dana di arahkan untuk membeli hak siar Pila Dunia 2014. Namun dibalik pegorbanan yang besar tersebut telah menanti iming-iming keuntungan berlipat ganda bahkan hingga 1 triliyun rupiah dari hak siar tersebut. Keuntungan tersebut tidak hanya berasal dari hak siar namun juga dari bentuk kerja sama lainnya. 

Tetapi jika dicermati lebih dalam, tampaknya hal tersebut sulit untuk terwujud. Bahkan berbagai pihak menyebut hal tersebut sebagai tindakan nekat, karena Viva grup tidak memperhitungkan kondisi riil masyarakat Indonesia yang menjadi audiensnya. Berikut ini  beberapa alasan mengapa Piala Dunia akan sepi penonton, khususnya dari pemirsa layar kaca Indonesia.

1. Perbedaan Waktu. Negara yang didaulat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 adalah Brazil yang teletak di benua Amerika. Fakta menunjukkan bahwa selisih waktu antara Indonesia dengan Brazil adalah lebih lambat 11 jam. Dengan begitu, bila pertandingan sepakbola digelar pada pukul 18.00 atau 20.00, artinya penonton di Indonesia akan menyaksikannya pukul 05.00 atau 07.00 pada esok harinya. Dengan begitu bisa diramalkan bahwa sangat sedikit (bahkan tak ada) yang akan menggelar acara nonton bersama di saat kebanyakan orang hendak berangkat kerja. Pasti banyak yang akan berpikir dua kali apabila mereka ingin bolos kerja hanya demi menonton satu pertandingan sepakbola, walaupun itu piala dunia. Mungkin hanya pengangguran atau wiraswastawan yang punya kesempatan lebih untuk menonton. Tak bisa dipungkiri bahwa berkurangnya peminat sebuah acara akan mempengaruhi rating acara, dan tentu saja akan mengurangi minat klien pemasang iklan.

2. Puasa Ramadhan dan Hari Raya. Walaupun bulan Juni Juli merupakan masa-masa liburan bagi pelajar dan mahasiswa yang tidak sedikit adalah penggila bola, namun ada ritual akbar yang juga bertepatan dengan Piala Dunia 2014-yang setiap tahun digelar pada bulan Juni dan Juli-. Jika tahun 2012 ini puasa ramadhan jatuh pada minggu ke tiga bulan Juli, maka kemungkinan di tahun 2014 puasa ramadhan akan jatuh pada akhir bulan Juni. Hal ini berdasarkan perhitungan perbedaan antara kalender masehi dan kalender hijirah, di mana Hijriah lebih pendek 5-7 hari dari Masehi dalam setahun. Dengan begitu, siaran langsung Piala dunia yang digelar di pagi hari akan mempengaruhi minat pemirsa yang sedang berpuasa. Pria maupun wanita yang sedang dalam usia produktif biasanya akan menghemat tenaga mereka ketika hendak menjalankan ibadah puasa dengan segera tidur setelah makan sahur dan sholat subuh. Oleh karenanya jumlah penonton siaran piala dunia akan menurun drastis.

3. Pengiklan kelas kakap akan berkurang. Produsen rokok di Indonesia biasanya menjadi pelanggan setia pengguna jasa iklan untuk siaran sepakbola. Namun karena pertandingan digelar pagi hari di waktu Indonesia, hal ini menyebabkan Viva grup akan kesulitan menggaet pengiklan dari produsen rokok. Hal ini dikarenakan iklan rokok hanya diperbolehkan tayang di TV dari jam 9 malam hingga jam 5 pagi. Ini merupakan aturan yang berlaku dari pemerintah. Tampaknya keuntungan besar yang dibayangkan makin meredup jika produsen rokok enggan beriklan.

Melihat paparan di atas, kiranya Piala Dunia 2014 akan sepi penonton dari layar kaca dan perjuadian grup Viva ini harus dibayar dengan harga mahal. Alih-alih mendapatkan keuntungan hingga 1 triliun, jika sepi penonton, Viva akan sulit mengembalikan modal bahkan terancam kehilangan aset berharga miliknya. 

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes